Senin, 18 Mei 2009

MENUJU INDONESIA BARU DENGAN MEGAWATI PRABOWO ( MEGA – PRO )


   Setelah melakukan diskusi dan pembicaraan yang cukup alot dan panjang akhirnya terciptalah suatu koalisi untuk menuju Indonesia Baru dengan pemimpin dan haluan baru yaitu bersama Megawati Soekarno Putri dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Prabowo Subiagto dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Partai Gerindra) sebagai Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden periode 2009 - 2014.
  Dengan adanya kesepakatan untuk pasangan Capres dan Cawapres yang diusung oleh PDIP dan Partai Gerindra ini telah melahirkan satu kesatuan visi dan misi bahkan telah melahirkan pembagian tugas bila mereka terpilih menkadi Presiden dan Wakil Presiden untuk Indonesia pada periode 2009 – 2014. Pasangan Megawati dan Prabowo atau yang lebih terkenal dengan sebutan Mega – Pro, ingin berjuang bersama dalam rangka menegakkan NKRI Pancasila dan menyejahterakan rakyat Indonesia melalui ekonomi kerakyatan yang berdasarkan penugasan dan di dalam rangka menjalankan apa yang telah diinginkan founding fathers kita, Bung Karno, untuk bisa berdiri di atas kaki sendiri.
  Mega – Pro mengusung visi dan misi ini karena diilhami dan ingin melanjutkan cita-cita dari tokoh besar yang merupakan Presiden pertama di Indonesia yaitu Soekarno, karena tidak dapat dipungkiri kalau Megawati adalah salah satu putri dari Soekarno. Mungkin ini yang menyatukan Mega – Pro untuk maju bersama di Pilpres 2009 ini.  
  Pasangan ini patut diperhitungan untuk menang dalam Pilpres tahun ini karena pasangan ini memiliki pengalaman dan visi misi yang cukup kuat serta sangat pro pada rakyat karena pada umumnya rakyat hanya menginginkan pemimpin yang membela dan memperhatikan rakyat terutama rakyat kecil di perdesaan dan perdalam. Megawati sebagai Calon Presiden 2009 – 2014 adalah merupakan presiden wanita pertama di Indonesia dan dia memulai karir politiknya pertama kali pada tahun 1986 sebagai wakil ketua PDI Cabang Jakarta Pusat, kemudian karir politiknya terbilang melesat karena Mega hanya butuh waktu satu tahun menjadi anggota DPR RI.
  Pada tahun 1993, dalam Kongres Luar Biasa PDI yang diselenggarakan di Surabaya 1993 Megawati terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum PDI. Namun, pemerintah tidak puas dengan terpilihnya Mega sebagai Ketua Umum PDI, Mega pun didongkel dalam Kongres PDI di Medan pada tahun 1996 yang memilih Soerjadi sebagai Ketua Umum PDI. Keberpihakan massa PDI kepada Mega makin terlihat pada pemilu 1997 perolehan suara PDI di bawah Soerjadi merosot tajam. Sebagian massa Mega berpihak ke Partai Persatuan Pembangunan, yang kemudian melahirkan istilah "Mega Bintang". Mega sendiri memilih golput saat itu.
  Pemilu 1999, PDI Mega yang berubah nama menjadi PDI Perjuangan berhasil memenangkan pemilu. Meski bukan menang telak, tetapi ia berhasil meraih lebih dari tiga puluh persen suara. Massa pendukungnya, memaksa supaya Mega menjadi presiden. Mereka mengancam, kalau Mega tidak jadi presiden akan terjadi revolusi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar